KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu
pendidikan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Pengaruh
Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah” dan sengaja dipilih
karena menarik perhatian penulis untuk
dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap
dunia pendidikan.
Penyusun
juga mengucapkan terima kasih kepada guru/dosen pembimbing yang telah banyak membantu
penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
sukabumi, 07 januari 2011
penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ……………………………………………………………………. i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………… ii
BAB
I PENDAHULUAN ………………………………………… ……………………... 1
- Latar
Belakang Masalah…………………………………………………………… 1
- Rumusan
Masalah…………………………………………………………………. 1
- Tujun
Masalah…………………………………………………………………....... 1
- Sitematika
Penulisan………………………………………………………………. 1
- Metode
Penulsan…………………………………………………………………... 2
BAB
II PEMBAHASAN…………………………………………………………………. 5
- Pengertian
Tanggung Jawab………………………………………………………. 5
- Macam-macam
Tanggung Jawab…………………………………………………. 5
- Pengabdian
dan Pengorbanan…………………………………………………….. 10
- Hak dan
Kewajiban………………………………………………………………… 11
BAB
III PENUTUP……………………………………………………………………….. 13
- Kesimpulan………………………………………………………………………… 13
- Saran
………………………………………………………………………………. 13
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………... 14
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Manusia di dalam hidupnya disamping
sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial. Di mana
dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab, mempunyai hak dan kewajiiban,
dituntut pengabdian dan pengorbanan.
Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Yang kami maksud adalah perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita menuju hal positif. Nabi bersabda: "Mintalah petunjuk pada hati (nurani)
B.
Rumusan Masalah
a. apa yang di maksud dengan tanggung
jawab ?
b.
kepada siapa saja kita harus bertanggung jawab ?
c.
apa akibat dari orang yang menjauihi/menghindar dari
tanggung jawab ?
d. apa yang dimaksud dengan HAM ?
C.
Tujuan Masalah
a. untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
tanggung jawab
b. untuk mengetahui kepada siapa saja
kita harus bertangung jawab
c. untuk mengetahui apa akibat dari orang yang
menghindari dari tanggung jawab
D.
Sistematika
Penulisan
a. kaper
b. daptar
nama
c. Kata pengantar
d. Daftar
isi
e. Bab I pendahuluan
f. Bab II pembahasan
g. Bab
III penutup
h. Daftar
Pustaka
E.
Metode penulisan
a. literature
b. browsing
internet
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu
pendidikan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Pengaruh
Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah” dan sengaja dipilih
karena menarik perhatian penulis untuk
dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap
dunia pendidikan.
Penyusun
juga mengucapkan terima kasih kepada guru/dosen pembimbing yang telah banyak membantu
penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
sukabumi, 07 januari 2011
penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ……………………………………………………………………. i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………… ii
BAB
I PENDAHULUAN ………………………………………… ……………………... 1
- Latar
Belakang Masalah…………………………………………………………… 1
- Rumusan
Masalah…………………………………………………………………. 1
- Tujun
Masalah…………………………………………………………………....... 1
- Sitematika
Penulisan………………………………………………………………. 1
- Metode
Penulsan…………………………………………………………………... 2
BAB
II PEMBAHASAN…………………………………………………………………. 5
- Pengertian
Tanggung Jawab………………………………………………………. 5
- Macam-macam
Tanggung Jawab…………………………………………………. 5
- Pengabdian
dan Pengorbanan…………………………………………………….. 10
- Hak dan
Kewajiban………………………………………………………………… 11
BAB
III PENUTUP……………………………………………………………………….. 13
- Kesimpulan………………………………………………………………………… 13
- Saran
………………………………………………………………………………. 13
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………... 14
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia dan Tanggung Jawab
A.
Pengertian Tanggung Jawab
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab merupakan berkewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya sebagai kesadaran dan
kewajibannya.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa
bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik, atau buruk perbuatannya itu,
dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian dan pengirbanannya.
Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh
usaha melalui pendidikan penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
B. Macam-macam Tanggung Jawab
a. Tanggung jawab terhadap diri
sendiri
Tanggung
jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi
kewajibannya sendiri dalam mengambangkan kepribadian sebagai manusia prbadi.
Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan menganai dirinya
sendiri menunrut sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral namun manusia
juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi manusisa mempunyai
pendapat sendiri, perasaan sendiri angan angan sendiri sebagai perwujudan dari
pendapat perasaan dan angan angan masnusia berbuat dan bertindak.
b. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan Masyarakat kecil, keluarga terdiri dari suami-istri ,
ayah ibu dan anak anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap
anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini
menyangkun nama baik keluarga tapi ketangung jawab juga merupakan
kesejahteraan, keselamatan pendidikan dan kehidupan
c. Tanggung jawab terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusai tidak bisa hidup tanoa bantuan omanusia lain,
sesua dengan kedudukannya sebagai mahluk social. Karena membutuhkan manusia
lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga mdengan
demikian manusia disisni merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai
tanggung jawab seperti anggota masyarakat lain agat dapat melangsungkan
hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkat lkau dan
perbuatannya harus dipertaggung jawabkan kepada masyarakat.
d. Tanggung jawab kepada
Bangsa/Negeri
Bahwa setiap manusia adalah warga Negara suatu Negara dalam berpikir,
berbuat, bertindak, ertingkah laku manusia terikat oleh norma norma atau ukuran
ukuran yang dibuat oleh Negara. Manusia tidak dapat berbuat semuanya sendiri
bila perbuatan manusia itu salah maka ia harus bertanggung jawab kepada Negara.
e. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Manusia diturunkan ke
dunia ini bukannya tanpa peran. Manusia sesungguhnya mempunyai kewajiban
yang telah melekat padanya, yang terbawa sejak dia dilahirkan di muka
bumi ini.
Kedudukan/kewajiban
manusia yang pertama adalah sebagai Abdullah, yang artinya adalah sebagai hamba Allah.
Sebagai hamba Allah maka manusia harus menuruti kemauan Allah, yang tidak boleh
membangkang pada-Nya. Jika kita membangkang maka kita akan terkena konsekwensi yang
sangat berat. Kita adalah budak Allah, karenanya setiap perilaku kita harus
direstui oleh-Nya, harus menyenangkan-Nya, harus mengagungkan-Nya. Kita ini
memang budak dihadapan Allah, namun dengan inilah kita menjadi mulia, kita
menjadi mempunyai harga diri, kita menjadi mempunyai jiwa, kita menjadi
mempunyai hati, kita menjadi mempunyai harapan cerah yang akan diberikan Tuhan
kita, karena ketaatan kita itu.
Dengan kedudukan/kewjiban
ini, maka Manusia
mempunyai dua tugas, pertama,
ia harus beribadah kepada
Allah baik dalam pengertian sempit maupun luas. Beribadah dalam arti sempit artinya mengerjakan
Ibadah secara ritual saja, seperti, Sholat, puasa, haji, dan sebagainya.
Sedangkan ibadah dalam arti luas adalah melaksanakan semua aktifitas baik dalam
hubungan dengan secara vertikal kepada Allah SWT maupun bermuamalah dengan
sesama manusia untuk memperoleh keridoan Allah sesuai dengan
ketentuan-ketentuan Allah SWT dan Hadist. Dan tentunya dari makna ibadah
dalam arti luas ini akan terpancarkan pribadi seorang muslim sejati dimana
seorang muslim yang mengerjakan kelima rukun Islam maka akan bisa memberikan
warna yang baik dalam bermuamalah dengan sesama manusia dan banyak memberikan
manfaat selama bermuamalah itu. Disamping itu segala aktifitas yang kita
lakukan baik itu aktifitas ibadah maupun aktifitas keseharian kita dimanapun
berada di rumah, di kampus di jalan dan dimanapun haruslah hanya dengan niat
yang baik dan lillahi ta'ala, tanpa ada motivasi lain selain ALLAH, sebagai
misal beribadah dan bersedekah hanya ingin dipuji oleh orang dengan sebutan
“alim dan dermawan”; ingin mendapatkan pujian dari orang lain; ingin
mendapatkan kemudahan dan fasilitas dari atasan selama bekerja dan studi dengan
menghalalkan segala cara dan lain sebagainya. Sekali lagi jika segala aktifitas
bedasarkan niatnya karena Allah, dan dilakukan dengan peraturan yang Allah
turunkan maka hal ini disebut sebagai ibadah yang sesungguhnya. Di dalam Adz
Dzariyat 56: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk
beribadah kepada-Ku."
Kita beribadah kepada
Allah bukan berarti Allah butuh kepada kita, Allah sama sekali tidak
membutuhkan kita. Bagi Allah walaupun semua orang di dunia ini
menyembah-Nya, melakukan sujud pada-Nya, taat pada-Nya, tidaklah hal tersebut
semakin menyebabkan meningkatnya kekuasaan Allah. Demikian juga sebaliknya jika
semua orang menentang Allah, maka hal ini tak akan mengurangi sedikitpun
kekuasaan Allah. Jadi sebenarnya yang membutuhkan Allah ini adalah kita, yang
tergantung kepada Allah ini adalah kita, yang seharusnya mengemis minta belas
kasihan Allah ini adalah kita. Yang seharusnya menjadi hamba yang baik ini
adalah kita. Allah memerintahkan supaya kita beribadah ini sebenarnya adalah
untuk kepentingan kita sendiri, sebagai tanda terimakasih kepada-Nya, atas
nikmat yang diberikan-Nya, agar kita menjadi orang yang bertaqwa, Allah SWT berfirman:
“Hai manusia, sembahlah
Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu
bertakwa” [2 : 21]
Dan satu hal penting
yang harus dicatat adalah bahwa beribadah hanyalah kepada Allah saja,
menggantungkan hidup ini hanyalah kepada-Nya saja. Dunia ini adalah instrumen
semata, yang akan berperan sebagai bahan ujian dari-Nya. Karenanya, dalam
beribadah, janganlah menduakan Allah, karena hanya Allahlah satu-satunya dzat
yang harus kita sembah dan ibadahi.
Ingatkah kita akan apa
yang wajib kita ucapkan minimal 17 kali sehari, dalam shalat-shalat kita, Iyyaka na'budu wa iyyaka
nasta'in,
hanya kepada Allah lah kami menyembah, dan hanya kepada Allah lah kami minta
pertolongan. Tiada yang lain. Karenanya, Allah tiada mengampuni jika kita mensekutukannya,
menduakannya dengan yang lain.
Hanya berbuat karena
Allah, dan hanya meminta
pertolongan kepada Allah lah yang membuat kita aman dari murkanya, dan akan mendapatkan rahmat-Nya
pertolongan kepada Allah lah yang membuat kita aman dari murkanya, dan akan mendapatkan rahmat-Nya
Tugas/kewajiban kedua
manusia adalah sebagai Kalifatullahi, kalifah Allah. Segala sesuatu yang ada di dunia ini telah
ditaklukkan Allah bagi manusia, Hewan, tumbuhan, binatang, bumi dengan segala
apa yang terpendam di dalamnya.
Allah memberikan
gambaran tentang diberikannya tugas khalifah ketika berdialog dengan malaikat,
dalam Q.S 2:30: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para Malaikat:'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.' Mereka berkata: 'Mengapa Engkau hendak menjadikan [khalifah] di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?' Tuhan berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'
Jika tugas manusia
adalah sebagai seorang pemimpin, tentu ia harus dapat membangun dunia ini
dengan sinergis, dapat melakukan perbaikan-perbaikan, baik antara dirinya
dengan alam, maupun antar sesama itu sendiri. Karakter sebagai seorang pemimpin
ini tidak dengan serta merta tumbuh dengan sendirinya, hal ini harus dimulai
dari tanggung jawab yang kecil mulai dari diri sendiri menuju lingkup yang agak
luas sebagai pemimpin rumah tanggga, kemudian menuju yang lebih luas lagi pada
sebuah komunitas masyarakat yang dipimpinnya, hingga akhirnya menuju tanggung
jawab dalam lingkup yang lebih luas lagi. Semestinya kita melakukan instropeksi
kedalam diri kita, apakah saat kita mendapatkan tanggung jawab sebagai pimpinan
apapun, kita telah menjalankan amanat yang diberikan itu dengan sebaik-baiknya?
Apakah jika kita tidak menjalankan setiap amanat yang kita terima itu dengan
baik kita bisa menyebut diri kita itu sebagai kalifah? Tentunya tidak bukan.
Oleh karena itu diri kita perlu selalu diasah untuk lebih peka lagi, lebih
peduli lagi terhadap lingkungan sekitar kita dalam membantu sesama, bersinergi
dalam segala aktifitas, peka dan ringan tangan dalam membantu orang lain baik
yang kita pimpin maupun saat kita berada dalam posisi dipimpin oleh orang lain.
Tanpa kepekaan dan pengasahan diri sejak awal serta menggali pengalaman sebagai
seorang pemimpin yang sesugguhnya maka akan sangat jauhlah diri kita dengan
sebutan “Kalifah
di muka bumi”,
ini seperti halnya “sipunguk merindukan bulan”, tanpa berbuat sesuatu namun mengharapkan
sesuatu yang besar.
Seorang pemimpin dengan
kekuasaan yang diberikan kepadanya, kemampuan untuk mengolah dan mengeksplorasi
alam, maka sebenarnya ia tak boleh semena-mena terhadap alam dan sesama manusia
yang dipimpinnya, ia harus mengelolanya dengan baik dan harus amanah dan
memberikan suri tauladan yang baik. Kepemimpinan manusia ini sebenarnya
merupakan bagian dari ujian Allah, yang barangsiapa dapat melakukannya dengan
baik, maka luluslah ia. "Dan Dia lah yang menjadikan kamu
penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian
[yang lain] beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang." [6:165]
Lalu manusia ada yang
menyadari tentang misi kenapa ia harus berada di dunia, lalu ia memanfaatkan
fungsi kepemimpinannya dengan sebaik-baiknya, akan tetapi tidak sedikit pula
yang akhirnya ingkar dan tidak mau menyadari untuk apa ia di turunkan di
dunia ini, hingga akhirnya kerugianlah yang akan didapatkannya "Dia-lah yang menjadikan
kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barang-siapa yang kafir, maka [akibat]
kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu
tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran
orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka
belaka."
[35:39].
Akan tetapi jika fungsi kekalifahan di bumi yang diberikan Allah dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka begitu besar keberuntungan yang akan diperolehnya, sebagaimana yang dilakukan nabi Saleh kepada umatnya "Dan kepada Tsamud [Kami utus] saudara mereka Shaleh. Shaeh berkata: 'Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi [tanah] dan menjadikan kamu pemakmurnya , karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat [rahmat-Nya] lagi memperkenankan [do'a hamba-Nya].' [11:61]
Akan tetapi jika fungsi kekalifahan di bumi yang diberikan Allah dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka begitu besar keberuntungan yang akan diperolehnya, sebagaimana yang dilakukan nabi Saleh kepada umatnya "Dan kepada Tsamud [Kami utus] saudara mereka Shaleh. Shaeh berkata: 'Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi [tanah] dan menjadikan kamu pemakmurnya , karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat [rahmat-Nya] lagi memperkenankan [do'a hamba-Nya].' [11:61]
Maka hendaknya kita
berhati-hati, akan amanah yang telah diberikan Allah kepada kita, karena
sebenarnya setiap kita adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai
pertanggungjawabannya masing-masing di sisi Allah
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab,
melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung
terhadap Tuhan. Sehingga dikatakan tindakan manusia tidak lpas daei hukuman
hukuman Tuhan. Yang dituangkan dalam berbagai kitab suco melalui berbagai macam
agama. Pelanggaran dari hukuman hukuman tersebut akan segera diperingatkan
oleh Tuhan dan jika peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak
menghiraikan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan
perintah perintah Tuhan. Berarti menginggalkan tanggung jawab yang seharusnya
dilakukan terhadap Tuhan sebagai penciptanya. Bahkan untuk memenuhi
tanggungjawabnya manusia harus berkorban.
C. Pengabdian dan
Pengorbanan
a. Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun
tenaga sebagi perwujudan kesetiaan, cinta, kasih saying, hormat atau satu
ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.Pengabdia it pada hakekatnya
adalah rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk
mencukupi kebutuhan hal itu berarti dia mengabdi kepad keluarga. Lain halnya
jika kita membantu teman dalam kesulitan mungkin sampai berhari hari itu bukan
pengabdian tapi hanya bantuan saja.
b. Pengorbanan
Berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan sehingga
pengorbanan berarti pemberian untuk menytakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan
yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasahn yang tidak mengandung
pamrih suatu pemberian yang didasarkan atas kesadara moral yang tulus ikhlash
semata mata.
pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih
dapat dirasakan bila kita membaca atau mendengarkan kothbah agama dari kisag
para tokoh agama atu nabi manusia memperoleh tauladan. Bagaimana semestinya
wajib berkorban
E. Hak dan Kewajiban
a. pengertian hak
Menurut Austin Fagothey, hak adalah wewenang moral untuk mengerjakan, meninggalkan, memiliki, mempergunakan atau menuntut sesuatu.
Hak merupakan panggilan kepada kemauan orang lain dengan perantaraan
akalnya, perlawanan dengan kekuasaan atau keuatan fisik.
Adanya hak adalah karena kewajiban kita mencapai tujuan akhir dengan hidup sesuai dengan hukum moral. Untuk menjalankan kewajiban tersebut diperlukan adanya kebebasan manusia untuk memilih alat-alat yang dibutuhkannya dengan tidak mendapat rintangan dari orang lain. Dengan demikian manusia harus mempunyai hak-hak
Adanya hak adalah karena kewajiban kita mencapai tujuan akhir dengan hidup sesuai dengan hukum moral. Untuk menjalankan kewajiban tersebut diperlukan adanya kebebasan manusia untuk memilih alat-alat yang dibutuhkannya dengan tidak mendapat rintangan dari orang lain. Dengan demikian manusia harus mempunyai hak-hak
c.
hak-hak asasi (hak-hak alam)
Dengan adanya hukum alam diletakkan kewajiban-kewajiban, oleh karena itu
manusia harus mempunyai kekuasaan moral untuk memenuhinya dan untuk mencegah
orang lain yang hendak menghalang-halangi pelaksanaannya.
ciri pokok hakikat HAM yaitu:
HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian
dari manusia secara otomatis.
HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama,
etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).
HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).
c. Hak dan kekuasaan
Jika bidang hak dipisahkan dari bidang moral, maka hak hanya dapat
berpegang pada kekuasaan fisik. Dengan demikian kekuasaan fisik juga disamakan
dengan hak. Tetapi hak dan kekuasaan itu tidak sama, karena dapat dipisahkan.
Juga wewenang moral belum merupakan kekuasaan fisik. Justru hak adalah
pelindung tentang kekuasaan yang sewenang-wenang.
Hak-hak yuridis merupakan hak penuntutan. Hak-hak yuridis berhubungan
dengan benda-benda atau perbuatan-perbuatan lahiriah dan berasal dari keadilan
pertukaran atau keadilan hukum.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Manusia di dalam hidupnya disamping
sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial. Di mana
dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab, mempunyai hak dan kewajiiban,
dituntut pengabdian dan pengorbanan.
Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Yang kami maksud adalah perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita menuju hal positif. Nabi bersabda: "Mintalah petunjuk pada hati (nurani)
B.
SARAN
Ø Penuhi
dan jalankan semua tanggung jawab baik terhadap diri
sendiri,keluarga,masyarakat,bangsa dan negara dan yang paling utama tanggung
jawab terhadap tuhan !
DAPTAR
PUSTAKA
www.googel.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar